WELCOME--- SUGENG RAWUH--- SELAMAT DATANG--- AHLAN WASAHLAN---"BERSATU KITA MAMPU"... WELCOME--- SUGENG RAWUH--- SELAMAT DATANG---AHLAN WASAHLAN--- "BERSAMA KITA BISA"...

Friday, April 17, 2009

MODEL PENGKAJIAN KOMUNITAS DENGAN PENDEKATAN BETTY NEUMAN


Model system Neuman (1970) memberikan gambaran baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk Wholistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai system terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar system yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman (1970) menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

Model Betty Neuman

Konsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah sebagai berikut :


1. Basic Struture dan Energy Resources

Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel system, karakteristik masyarakat, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.

Contohnya yaitu kemampuan dalam mempertahankan adanya stressor di masyarakat (misal : adanya penyakit menular), masyarakat berupaya agar penyakit tersebut tidak menular ke anggotanya secara luas. Disamping itu, ada juga karakteristik dasar yang berhubungan dengan variabel tersebut, yaitu : kekuatan, kemampuan kognitif dan system nilai yang ada di masyarakat. Perubahan pada satu arah akan menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem terganggu dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang cepat untuk mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.

2. Lines of Resistance

Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).

Misalnya adalah mekanisme sistem nilai atau keyakinan masyarakat, mekanisme koping masyarakat.

Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka system depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.

3. Normal Lines of Defense

· Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk masyarakat, system atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk system klien.

· Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan system untuk mengatasi stressor tambahan.

· Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku seperti pola koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan.

4. Flexible Lines of Defense

· Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada system dari stressor.

· Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line of defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka tingkat proteksipun meningkat.

· Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan keadaan stabil dari system klien.

· Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.

· Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.

5. Stressor

Adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan system tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :

1. Stressor Intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat dan berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : kondisi geografis

2. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran

3. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga/masyarakat tetapi lebih jauh jaraknya dari system daripada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik

Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.

6. Reaksi

Merupakan ketidakstabilan system yang diakibatkan adanya invasi stressor pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif yang selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy.

7. Pendekatan klien secara Wholistik

Model system Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau issue.

8. Konsep Wholistic

Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel yang mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.

9. Sistem Terbuka

Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.

10. Proses atau Fungsi

Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan interaksi dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan cenderung untuk bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan negentrophy.

11. Input dan Output

Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari system

12. Feed Back

Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output system diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan, peningkatan atau stabilitasasi system.

13. Negentrophy

Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke arah stabilitas atau sehat.

14. Entropy

Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit atau kematian.

15. Stabilitas

Klien atau system dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit atau kematian.

tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas system.

16. Wellness

Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis. Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.

17. Illness

Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.

18. Prevention atau Pencegahan sebagai Intervensi

· Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.

· Pencegahan primer : terjadi sebelum system bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gaya hidup.

· Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan system secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung system dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

· Pencegahan Tersier

Dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas system klien secara optimal.

Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

19. Rekonstitusi

Adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor.

Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan system pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit.

Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Dengan demikian pengkajian difokuskan pada semua faktor sistem yang membuat stresor di komunitas yang meliputi 9 komponen yang dipakai sebagai dasar untuk intervensi dengan 3 prevensi atau pencegahan.

No comments:

Post a Comment