WELCOME--- SUGENG RAWUH--- SELAMAT DATANG--- AHLAN WASAHLAN---"BERSATU KITA MAMPU"... WELCOME--- SUGENG RAWUH--- SELAMAT DATANG---AHLAN WASAHLAN--- "BERSAMA KITA BISA"...

Tuesday, February 18, 2014

TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN

 
 
PERILAKU KESEHATAN
  1. Perilaku manusia merupakan  resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
  2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia
  3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.
 
TEORI ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
  1. Antecedent         : trigger, bisa alamiah ataupun man made
  2. Behavior             : reaksi terhadap antecedent
  3. Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: 
Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )
 
TEORI“REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku

Niat itu sendiri ditentukan oleh :
  • sikap
  • norma subjektif
  • pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.

TEORI PRECED-PROCEED
( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Contoh : 
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
  1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
  2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
  3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secarq matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )

TEORI BEHAVIOR INTENTION
( Snehendu Kar : 1980 )
Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :
  1. Behavior intention
  2. Social support
  3. Accessibility to information
  4. Personal autonomy
  5. Action situation

    B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
Contoh: 
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan  :
  1. Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
  2. Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)
  3. Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)
  4. Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
  5. Kondisi jauh dari puskemas(AS)
TEORI“THOUGHT AND FEELING”
( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :
  1. Thoughts and feeling
  2. Personal reference
  3. Resources
  4. Culture
 
B = f ( TF, PR, R, C )

Contoh : 
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).
 
TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
  1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai kesehatan )
  2. pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
  3. memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin
 
TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb

DISSONANCE THEORY(FESTINGER :1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh : 
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).

TEORI FUNGSI ( Katz : 1960 )
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
  1. instrumental
  2. defence mechanism
  3. penerima objek dan pemberi arti
  4. nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan
Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

TEORI KURT LEWIN (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong)   dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
 
Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru 
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit  kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta. 
 
Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru 
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku

Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.

BENTUK PERUBAHAN PERILAKU
Menurut WHO, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga :
  1. Natural change, Sebagian perubahan perilaku manusia karena kejadian alamiah
  2. Planned change, Perubahan perilaku karena memang direncanakan sendiri
  3. Readiness to Change, Kesediaan untuk berubah terhadap hal-hal baru.
 
STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU (WHO)
  1. Menggunakan kekuatan (Enforcement)
  2. Menggunakan kekuatan peraturan atau hukum (Regulation)
  3. Pendidikan (Education)

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

 

KOMUNIKASI

DEFINISI
Komunikasi berasal dari kata “to commune” yang berarti “menjadikan milik bersama”. Wilbur Scrahman : berasal dari kata latin “ COMMUNICARE ” atau “COMUNIS ” berarti milik bersama à komunikasi harus dinikmati bersama
Definisi komunikasi adalah :
1. Pertukaran informasi antara dua atau lebih manusia atau dengan kata lain pertukaran ide dan pikiran (Kozier & Erb, 1995)
2. Proses pengoperan lambang yang memiliki arti di antara individu (William Ablig)
3. Proses ketika seseorang individu (komunikator) mengoper perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (komunikan) (Carl I. Hovland)
4. Proses berbagi (sharing) informasi atau proses pembangkitan dan pengoperan arti (Taylor, Lilis, Le Mone)
5. Kegiatan / proses pengoperan lambang yang mengandung arti / makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat (Dr. Phill Astrid Susanto)
6. Proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain (Keith Davis)
7. Pengiriman atau tukar menukar informasi, ide dan sebagainya (Oxford dictionary, 1956)
8. Komunikasi mencakup expresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telephone dll. (Drs. Onong Uchyana Effendy, MA)
9. Pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak, tetapi informasi yang di transfer tentulah harus dimengerti oleh penerima (Harold Koont & Cyril O’Donell)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan komunikasi :
a. merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih
b. merupakan bentuk pembagian ide, pikiran, fakta, pendapat
c. melalaui lambang-lambang yang dimengerti oleh yang melakukan komunikasi
d. memiliki tujuan terjadi perubahan pada orang lain
e. penyampaiannya sendiri melalui suatu proses

KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI

Ada 5 faktor yang berperan dalam komunikasi antara lain :
1. Komunikator (Pembawa berita)
- Disebut juga sender / pembawa pesan, bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi sasarannya.
- Komunikator bisa juga berarti tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan.
- Dalam mengirimkan pesan dimulai dengan pikiran dan perasaan komunikator yaitu dunia intra psikis dan pengetahuan bahwa pikiran dan perasaan ini harus diubah menjadi sandi ke dalam bentuk perilaku (pesan) jika mereka ingin dikeluarkan dari dunia internal dan dikomunikasikan kepada orang lain (komunikan).
- Syarat komunikator yang baik :
  •   memiliki tujuan dalam melakukan komunikasi
  •   memiliki pengetahuan yang memadai tentang pesan yang disampaikan
  •   memiliki ketrampilan yang memadai untuk membangun hubungan / relasi.

2. Message (Pesan atau berita)
- Message atau pesan adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui sandi, lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya.
- Message bisa berupa gerakan, sinar, suara, lambaian tangan, kibaran bendera, tanda-tanda lain, dengan interpretasi yang tepat akan memberikan arti dan makna tertentu.
- Di Rumah Sakit message ini dapat berupa nasehat perawat, hasil konsultasi pada status pasien, laporan dll.
- Message mengandung arti ganda : pesan dikirim untuk menciptakan arti tetapi bisa juga di gunakan secara defensif.
- Syarat pesan yang baik :
 sesuai konteks (situasi komunikasi)
 singkat dan jelas
 menggunakan saluran yang mudah dipahami oleh komunikator dan komunikan
 memungkinkan pengulangan dan penegasan pesan

3. Channel (Media atau sarana)
- Channel atau saluran adalah sarana tempat berlakunya lambang-lambang.
- Meliputi :
 Pendengaran (lambang berupa suara)
 Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar)
 Penciuman (lambang berupa bau-bauan)
 Rabaan ( lambang berupa rangsangan sensasi / taktil)
 Perasa (rasa)
- Jadi saluran ini dapat berupa : radio, televisi, majalah, aroma makanan dll.
- Syarat saluran yang baik :
 dipahami / dimengerti oleh komunikator dan komunikan
 meminimalkan kesalahan persepsi
 menggunakan teknik yang merangsang lebih dari satu indra ; misalnya, mengajar dengan menggunakan suara, gambar dan gerakan tubuh.

4. Komunikan (Penerima berita)
- Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang.
- Bisa berupa pasien, individu, keluarga atau masyarakat.
- Syarat komunikan yang baik :
 memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk menangkap dan menerjemahkan pesan
 memiliki cukup atensi untuk menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator
 memiliki ketrampilan untuk merespons pesan yang disampaikan

5. Feed back (Umpan balik atau tanggapan)
- Yaitu arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
- Dapat dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari pesan yang telah disampaikan.

PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi dapat di gambarkan sebagai berikut :
a. Komunikator
1. Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan
2. Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau non verbal.
3. Menyampaikan pesan melalaui saluran komunikasi dan menggunakan metode tertentu
4. Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui keberhasilan komunikasi.
b. Komunikan
1. Menerima lambang-lambang yang disampaikan oleh komunikator.
2. Membaca atau menyandi lambang verbal atau non verbal yang di sampaikan oleh komunikator.
3. Menggunakan pesan yang telah di sampaikan.
4. Memberikan umpan balik kepada komunikator.

SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF
Syarat komunikasi yang efektif, yang selanjutnya di kenal dengan Tujuh C dalam komunikasi (The Seven C’s of Communication) yaitu :
1. Credibility (kredibilitas)
Adalah pengakuan komunikan terhadap keberadaan komunikator. Posisi dan kedudukan dalam strata sosiokultural tertentu mempengaruhi pengakuan dan kredibilitas seseorang.
2. Context (konteks)
Situasi dan kondisi relevan dengan keadaan si penerima pesan. Situasi dan kondisi dapat meliputi konsentrasi dan perhatian (atensi) individu yang terlibat dalam komunikasi maupun situasi dan kondisi lingkungan tempat penyelenggaraan komunikasi.
3. Content (isi)
Merupakan materi yang akan disampaikan sebagai pesan oleh komunikator, yang berpengaruh bagi penerima pesan.
4. Clarity (kejelasan)
Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima dan dimengerti oleh penerima.
5. Continuity dan consistency (kontinuitas dan konsistensi)
Pesan yang disampaikan konsisten dan berkesinambungan dan tidak menyimpang dari topik yang telah ditetapkan.
6. Channel (saluran)
Saluran yang digunakan dalam komunikasi sesuai dan memungkinkan penerimaan yang baik oleh komunikan.
7. Capability of audience ( kemampuan komunikan)
Materi (isi pesan) dan teknik penyampaian pesan disesuaikan dengan kemampuan penerimaan sasaran, sedangkan pesan itu sendiri mudah diterima dan tidak membingungkan.

KARAKTERISTIK DASAR KOMUNIKASI :
1. Komunikasi memerlukan sedikitnya dua orang.
2. Hubungan yang terbentuk merupakan hasil kegiatan komunikasi
3. Komunikasi terjadi secara kontinu dan berulang-ulang
4. Seseorang yang melakukan komunikasi, melakukan pertukaran pesan secara verbal dan non verbal.
5. Komunikasi verbal dan non verbal berlangsung simultan
6. Seseorang yang melakukan komunikasi berespons terhadap pesan yang mereka dapat.
7. Pesan yang diterima (oleh komunikan) tidak selalu sama dengan arti pesan yang di maksud sebelumnya (oleh komunikator) atau seperti yang diharapkan komunikator.
8. Pertukaran pesan memerlukan pengetahuan
9. Pengalaman masa lalu mempengaruhi pengiriman pesan dan interpretasi pesan oleh penerima pesan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.
10. Komunikasi dipengaruhi oleh cara seseorang menilai dirinya sendiri dan oleh materi yang dikomunikasikan.
11. Posisi seseorang dalam suatu sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses komunikasi.

PERSIAPAN DALAM KOMUNIKASI
Persiapan ini meliputi :
1. Persiapan situasi dari komunikator yang berisi :
• Kapan, dimana, siapa sasarannya, apakah topiknya, cara penyampaiannya, alasan ?
2. Seleksi materi atau bahan
• Wawasan pengetahuan yang luas sangat besar peranannya. Harus selektif menentukan materi yang akan diberikan dan tidak. Semakin banyak materi akan semakin baik, tetapi selektif terhadap materi akan lebih memberikan nilai tambah terhadap hasilnya nanti.
3. Membuat garis besar
• Menyusun secara sistematis, mengoreksi, dan membuat garis besar dari pokok-pokok yang hendak disampaikan berupa ringkasan.
4. Latihan yang intensif
• Dengan latihan yang intensif akan bisa memberikan penyuluhan dengan baik.

TIPE KOMUNIKASI
Berbagai macam komunikasi menurut jenisnya dapat dibagi menjadi :
1. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya komunikasi dibagi menjadi :
- Komunikasi formal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi antara bawahan dan atasan dalam lingkup pekerjaan yang secara hirarkis berbeda. Komunikasi ini terjadi dalam situasi formal.
- Komunikasi informal
Komunikasi informal adalah komunikasi yang dalam pelaksanaannya tidak mengenal hirarki dan komunikasi informal tidak ada sangsinya.

2. Proses
Berdasarkan proses komunikasi dibagi menjadi :
- Komunikasi primer
Komunikasi tanpa menggunakan media (hanya berbentuk bahasa dan gerak tubuh)
- Komunikasi sekunder
Menggunakan media untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (alasan geografis, waktu dan jarak)

3. Umpan balik
Berdasarkan umpan balik komunikasi dibagi menjadi :
- Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah maksudnya komunikator tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk meminta penjelasan, pembenaran dll. Komunikasi satu arah hanya menjamin penyampaian pesan.
- Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah mempunyai sistem umpan balik yang melekat. Komunikasi ini menjamin bahwa informasi jelas dan terbuka untuk pertanyaan yang belum jelas.
- Komunikasi berantai
Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan 1, diteruskan pada komunikan 2, 3, 4 dst. Kelemahan pesan yang disampaikan sudah tidak murni dan mengalami distorsi informasi sehingga pesan menyimpang dari yang sebenarnya.

4. Bentuknya
Menurut bentuk komunikasi di bagi menjadi :
- Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mempergunakan lambang bahasa dalam penyampaian pesan kepada penerima. Komunikasi ini di bagi menjadi dua yaitu verbal tulis dan lisan.
- Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan lambang bukan bahasa, dapat berwujud gambar, isyarat dll. Berhubungan dengan bahasa tubuh (body language) yaitu gerak tubuh, ekspresi wajah, pandangan, postur, jarak tubuh dan kedekatan, sentuhan dan pakaian.

BODY LANGUAGE
 Bahasa tubuh telah menjadi topik yang populer baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam penelitian ilmiah yang serius tentang interaksi hewan dan manusia
 Tanda-tanda visual juga membawa arti yang penting dan dapat menggantikan, menambah atau membalikkan arti sebuah pesan verbal
 Contoh :
Seorang bayi mengkomunikasikan kebutuhannya yang mendesak dan kepuasannya secara efektif dan menarik melalui gerakan tubuh dan tangisan serta suara-suara non verbal.

BEBERAPA MACAM BODY LANGUAGE :
1. Gerak Tubuh
Ketika berbicara orang mengadakan gerakan dengan tangan mereka. Dengan gerakan tangan ini orang menggambarkan bentuk dengan dan tanpa diikuti gerakan tangan (Argyle,1992)
Contoh :
• Meluruskan tangan untuk mengungkapkan kepercayaan diri
• Menganggukkan kepala kecil untuk menunjukkan perhatian, anggukan yang lebih besar menunjukkan setuju

2. Ekspresi wajah
Mungkin karena sangat bernilai dalam daya tahan hidup dimasa bayi, variasi yang samar dari senyuman atau pandangan sudah kita kenali, terutama dari lokasi sekitar mata dan mulut. Apakah seorang pendengar merasa senang, bingung atau terganggu dapat kita kenali dengan mengamati sekitar mata dan mulut

3. Pandangan
Masih berhubungan dengan hal diatas, pandangan adalah hal yang penting dalam menilai tanda-tanda non verbal. Pandangan terkoordinasi erat dengan bicara: Pembicara biasanya memandang pendengar sebelum memutuskan tata bahasa dan terutama sebelum berakhirnya perkataan. Pembicara sering menatap ke kejauhan ketika mereka mulai bicara atau sedang berpikir tentang apa yang mereka katakan

4. Postur
• Cara tubuh ditopang memberi petunjuk umum ttg kepercayaan diri, perhatian, kebosanan, konfrontasi dan reaksi spesifik lainnya.
• Normalnya orang berdiri dengan tubuh sedikit menjauh dari satu sama lainnya ketika sedang berbicara untuk menunjukkan keramahan yang sopan atau kenetralan.
• Suatu budaya dapat menimbulkan ketidaksesuaian yang menjurus ke salah-pengertian dan bahkan pelanggaran

5. Jarak tubuh dan kedekatan
• Orang membutuhkan ruang tertentu disekeliling mereka agar mereka merasa nyaman dan kebutuhan ini berbeda-beda, tergantung pada : usia. jenis kelamin dan budaya.
• Terhimpit dengan orang lain dalam ruang yang kecil di lift atau bis yang penuh pada umumnya menimbulkan perasaan kaku dan tidak nyaman dan akan reda jika ruang pribadi telah didapatkan kembali
• Orang dewasa akan menjaga jarak sekitar satu lengan dengan orang lain

6. Sentuhan
• Sentuhan menunjukkan banyak hal tentang sifat hubungan dan derajat persahabatan diantara dua orang.
• Dapat digunakan sebagai tanda kedudukan
• Orang yang kedudukannya lebih tinggi dapat menyentuh bawahannya
• Sentuhan membawa pesan yang ampuh seperti yang diketahui oleh para : kekasih, teman, saudara, korban pelecehan/kekerasan seksual

7. Pakaian
Cara dan jenis pakaian, rambut, perhiasan dan rias wajah berbicara banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status, dan suasana hati seseorang.

ISYARAT-ISYARAT NON VERBAL DARI SIKAP YANG BERSAHABAT (ARGYLE,1992)
• Kedekatan : Lebih dekat miring kedepan ketika duduk
• Arah : Lebih berhadapan langsung tetapi suatu saat berdampingan
• Pandangan : Lebih banyak memandang dan saling memandang
• Ungkapan Wajah : Lebih banyak senyum
• Gerak Tubuh : Anggukan kepala dan gerakan semangat
• Postur: Membuka lengan kearah satu sama lain dan bukan dilipat atau bertolak pinggang
• Sentuhan : Sentuhan dengan cara yang tepat
• Nada Suara : Suara yang murni, nada lebih tinggi, konturnya kearah atas
• Isi Verbal : Lebih banyak membuka diri

FOUR BASIC PRINCIPAL COMMUNICATION (WATZLAWICK)
1. Seseorang tidak bisa tidak berkomunikasi
2. Setiap komunikasi mempunyai sebuah isi, dan aspek hubungan dimana yang berikutnya mengklasifikasi yang sebelumnya dan karenanya adalah sebuah metakomunikasi
3. Sebuah seri komunikasi dapat dilihat sebagai sebuah seri pembicaraan yang tidak terputus
4. Semua hubungan komunikasi adalah simetris atau komplementer tergantung pada apakah mereka didasarkan pada kesetaraan atau ketidaksetaraan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Ditinjau dari Komunikator :
1. Kecakapan komunikator :
- Komunikator yang baik adalah komunikator yang dapat menguasai cara-cara menyampaikan buah pikiran, mudah dimengerti, sederhana, baik secara lisan maupun tertulis.
- Cakap dalam memilih lambang atau simbol yang tepat untuk mengungkapkan buah pikirannya.
- Pandai menarik perhatian.
- Dapat memancing lawan bicara untuk dapat mengemukakan pendapatnya.
- Tidak berbelit-belit dalam menyampaikan pendapatnya.

2. Sikap Komunikator :
- Sikap komunikator yang baik akan memperlancar suatu proses komunikasi.
- Sikap sombong, angkuh, menyebabkan pendengar enggan dan menolak uraian komunikator.
- Cara duduk yang angkuh, tidak mau mendengar pendapat orang lain adalah cara atau sikap yang tidak terpuji.
- Sikap ragu-ragu dapat menyebabkan pendengar atau pemirsa kurang percaya terhadap komunikator.
- Sikap tegas yang ditampilkan harus bersumber pada hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga pendengar percaya terhadap uraian komunikator.
- Semakin baik hubungan antar manusia, makin memperlancar arus komunikasi.
- Sikap yang mendukung berhasilnya komunikasi adalah : sikap tebuka, muka manis, saling percaya, rendah hati dan dapat menjadi pendengar yang baik.

3. Pengetahuan Komunikator :
Keberhasilan dari komunikasi dipengaruhi kekayaan (wawasan) pengetahuan pihak komunikator. Semakin dalam komunikator menguasai masalah akan semakin baik dalam memberikan uraian-uraiannya.

4. Sistem Sosial :
Komunikasi di pengaruhi pula oleh sosial. Sebagai contoh pembicaraan seorang bawahan terhadap atasan akan berbeda dengan pembicaraan kepada teman setingkat. Demikian pula bagi mereka yang berbicara di depan masyarakat tertentu, mereka akan menyesuaikan pula sifat-sifat masyarakat tadi. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kesenjangan.

5. Pengaruh Komunikasi :
Pengaruh komunikasi yang lain adalah saluran atau alat tubuh dari komunikator terutama dalam komunikasi lisan. Misalnya : suara mantap, ucapan jelas, intonasi suara yang tidak monoton akan lebih banyak menarik perhatian atau minat pendengar. Gerak-gerik tubuh dapat diatur sedemikian rupa untuk mendukung suatu pembicaraan.
Oleh karena itu bila ingin berhasil dalam komunikasi alat-alat tubuh kita harus baik pula, terutama alat indera dan alat bicara.

Ditinjau dari Komunikan :
Dalam hal ini komunikasi dipengaruhi oleh :
1. Kecakapan
2. Sikap
3. Pengetahuan
4. Sistem sosial
5. Saluran (pendengaran, penglihatan) dari komunikan.

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI :
1. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap berbicara (terutama di depan umum), berbicara tersendat-sendat, menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan tidak sabar.
2. Sikap yang kurang tepat. Seorang guru yang sedang mengajar di depan kelas sambil duduk di atas meja akan memberi kesan yang kurang baik bagi siswanya.
3. Kurang pengetahuan. Seseoarang yang kurang pengetahuannya, jarang membaca atau mendengarkan radio dan televisi akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembicaraan orang lain.
4. Kurang memahami sistem sosial.
5. Prasangka yang tidak beralasan.
6. Jarak fisik, komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak antara komunikator dengan reseptor berjauahan.
7. Tidak ada persamaan persepsi.
8. Indera yang rusak.
9. Berbicara yang berlebihan. Berbicara berlebihan seringkali akan mengakibatkan penyimpangan dari pokok pembicaraan.
10. Mendominir pembicaraan dll.