WELCOME--- SUGENG RAWUH--- SELAMAT DATANG--- AHLAN WASAHLAN---"BERSATU KITA MAMPU"... WELCOME--- SUGENG RAWUH--- SELAMAT DATANG---AHLAN WASAHLAN--- "BERSAMA KITA BISA"...

Sunday, July 8, 2018

KISI-KISI UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2024-2025


Konsep Keperawatan Komunitas 

Bentuk soal ;  essay jumlah 5 butir soal :

-       Upaya kesehatan PRIMER  ( bobot 20)

-    Publik-Komunitas-Agregat. (bobot 15)

-      KEMANDIRIAN masyarakat dalam bidang kesehatan (bobot 15)

-      Epidemiologi; freukensi, distribusi dan determinant (bobot 25)

-    3 (tiga) level prevensi yaitu; Prevensi primer, Prevensi skunder dan Prevensi tersier (bobot 25)




Model Teori Keperawatan 

 

       

A.   Tipe soal pilihan ganda 25 butir semua materi sebelum UTS dan sebelum UAS dengan  skor  total 50 poin. tentang model teori keperawatan


 

                                                     
Geriatric Nursing
( Inter Class)

   Bentuk soal essay 5 soal :
1.      Biological theories about the aging process. (bobot 15)

       2.  factors that affect the aging process, one of which is environmental factors. (bobot 15)

       3.      Main risk factors that can accelerate health decline in old age (elderly) (bobot 15)

       4.      Biological age, psychological age and social age.

       5.      Targets of the Health and Welfare program for the elderly consist of direct targets (primary targets) and indirect targets (secondary targets). (bobot 20)

      6.  The elderly health center services (puskesmas santun usia lanjut) include promotive, preventive, curative and rehabilitative efforts. (bobot 20)        

6. 

     
    

Praktik Home Care

Tipe Soal Essay 6 Butir Soal :
- Kompetensi dasar perawat home health
- Pelayanan keperawatan secara intermittent dan part time
- Tahapan-tahapan mendirikan home care 
- Pelayanan primer, sekunder dan tersier dalam home care
- Persyaratan klien home care
- Faktor yang mendorong perkembangan home health care

 

Konsep Keperawatan Keluarga 👌

Soal bentuk essay KASUS keperawatan keluarga dengan 3 item soal :

  1. Merumuskan diagnosa keperawatan dari kasus
  2. Skoring untuk prioritas masalah
  3. Menyusun rencana intervensi keperawatan keluarga dari salah satu diagnose yang dirumuskan. 

Thursday, January 25, 2018

KEBUTUHAN, TANTANGAN DAN SOLUSI SISTEM INFORMASI KESEHATAN PADA MASA KINI

Oleh :
Abi Muhlisin, Novia Luthviatin, Sumarah


(Mahasiswa DIKM UNDIP 2017)

Kebutuhan:
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Perkembangan sistem kesehatan nasional saat ini menekankan pemberdayaan dan  pengembangan manusia sebagai sumber daya untuk kesehatan/human resources for health (HRH), hal ini membuat HRH merupakan salah satu bagian prioritas dalam perencanaan sistem kesehatan nasional. Salah satu aspek penting dari upaya pengembangan ini adalah memperbaiki akurasi pengumpulan data, sehingga meningkatkan kualitas informasi. Sumber Daya Manusia untuk Sistem Informasi Kesehatan/Human Resources for Health Information System (HRHIS) adalah aplikasi yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. HRHIS bisa diterapkan ke semua tingkatan, mulai dari nasional sampai provinsi dan sampai ke tingkat kabupaten/kota.
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia sebagai Sistem Informasi Manajemen Kesehatan/Development and Empowerment of Human Resources Health Management Information System (DEHRH-MIS) adalah sub-sistem yang dibangun untuk memetakan sumber data kesehatan seluruh wilayah Indonesia dan digunakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Prosesnya meliputi perancangan sistem data, supply, training, pendidikan, distribusi, dan pengawasan. Untuk mendukung implementasi, Kementerian Kesehatan RI saat ini merancang peta jalan untuk Sistem Informasi Kesehatan (SIK), integrasi dengan sub sistem yang ada mengarah ke pembuatan National Health Data Bank. Tujuannya adalah untuk menggabungkan semua database menjadi satu kesatuan, merender adanya data seragam dari semua provinsi, kabupaten, dan kota. Namun, pengolahan data masih terpisah-pisah; terutama karena setiap pekerjaan dilakukan dalam isolasi geografis dari satu sama lain. Akibatnya, ini menuntut sistem perbaikan dan integrasi serta akurasi data dan informasi dari semua tingkat geografis, berkaitan dengan bahkan HIS Data Bank.
Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian informasi. Saat ini Sistem Informasi Kesehatan (SIK) masih terfragmentasi serta belum mampu menyediakan data dan informasi yang handal, sehingga SIK masih belum menjadi alat pengelolaan pembangunan kesehatan yang efektif. Masalah utamanya adalah menemukan metode yang efektif untuk mengintegrasikan semua sistem yang disebutkan di atas.

Tantangan :
Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Namun, seringkali para pembuat kebijakan di bidang kesehatan mengalami kesulitan dalam hal pengambilan keputusan yang tepat karena keterbatasan atau ketidaktersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, dan cepat. Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan kesehatan yaitu pada proses manajemen, pengambilan keputusan, kepemerintahan dan penerapan akuntabilitas. 
                Pemerintah kota memiliki sub sistem yang menggunakan unit implementasi teknis (UPT) dan fasilitas kesehatan lainnya. Termasuk online dan offline penerapan DEHRH-MIS, melalui kabupaten/kota dapat dengan cepat mengakses dan melakukan update real-time informasi melalui deskripsi dokumen dan pengumpulan data. Pemerintah Provinsi memiliki unit teknis yang bertanggung jawab zona (UPTD), unit pelaksana teknis pusat (UPT) dan sektor swasta dimana provinsi dapat melihat atau buka subsistem aplikasi di bawahnya sehingga pemerintah provinsi dapat mencetak deskripsi dokumen dan agregat data yang dibutuhkan untuk perencanaan dan pengadaan wilayah analisis material. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan cq. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Manusia Sumber daya untuk kontrol Kesehatan sebagai subsistem keseluruhan Sistem Kementerian Kesehatan mampu memantau subsistem DEHRH-SIM untuk sumber data yang spesifik baik kesehatan manusia dan dokumen deskripsi agregat sebagai dasar untuk perencanaan dan analisis kebijakan untuk menentukan arah kebijakan sumber daya manusia tentang kesehatan nasional.
Badan untuk Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk Kesehatan sebagai subsistem dari Kementerian Kesehatan dapat digunakan DEHRH-SIM untuk memantau sumber data tertentu, baik kesehatan manusia dan dokumen deskripsi agregat. Ini menjadi dasar perencanaan dan analisis kebijakan untuk menentukan arah kebijakan sumber daya manusia tentang kesehatan nasional. Kementerian Kesehatan melalui Pusat Data dan Informasi bertanggung jawab atas data kesehatan nasional yang memberikan deskripsi dan dokumen hasil agregat kepada Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang bertanggung jawab atas sumber daya manusia untuk data kesehatan secara berkala. Sebuah perubahan dalam pengiriman data dan pengolahan akan berintegrasi dengan HIS, membentuk model bank data kesehatan nasional.
Salah satu tantangan utama di sektor kesehatan adalah menyesuaikan Sistem Informasi Kesehatan dengan persyaratan yang berasal dari perubahan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan organisasi kesehatan internasional menetapkan serangkaian persyaratan untuk Sistem Informasi Kesehatan generasi baru: mereka harus melestarikan investasi masa lalu pada sistem warisan, namun juga harus mengintegrasikan teknologi baru, termasuk pasien di antara pengguna mereka, dan memastikan bahwa informasi klinis tersedia setiap saat, bahkan di tempat yang jauh dari tempat informasi disimpan secara fisik. Beberapa tantangan dalam implementasinya masih banyak ditemui sehingga memerlukan kebijakan dan kerjasama yang terintegrasi di dalamnya. Diantaranya tantangan tersebut adalah Globalisasi; banyak ragam perangkat lunak Sistem Informasi Kesehatan sehingga membingungkan unit operasional dalam menginputnya. Juga membingungkan pihak pengambil kebijakan dalam menentukan model dan sistem yang nantinya akan digunakan guna menghasilkan input, proses dan output yang maksimal sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Solusi:
Arsitektur berorientasi agen untuk Sistem Informasi Kesehatan, yang menggunakan standar internasional untuk komunikasi dan pengelolaan dokumen klinis. Arsitektur mencoba untuk secara efektif memodelkan organisasi layanan kesehatan menyeluruh dan terintegrasi, dan bertujuan untuk mudah diperluas dan mudah disesuaikan dengan kekhasan sistem pelayanan kesehatan tertentu. Terdapat dua skenario eksperimental untuk menguji sistem informasi kesehatan multi-agen.  Yang pertama bagaimana memodelkan kasus penggunaan khusus, alur kerja radiologi, menggunakan agen dan standar yang terkenal; pada bagian kedua, bagaimana aplikasi seluler dapat menggunakan layanan yang diberikan oleh agen untuk mendukung tenaga medis dalam situasi darurat. Dalam pekerjaan ini, Multy Agent System (MAS) digunakan untuk mengotomatisasi pengelolaan alur kerja dan mengkoordinasikan prosedur medis dalam hal kualitas, throughput dan kehandalan. MAS dianggap sebagai salah satu teknologi yang paling menarik untuk pengembangan aplikasi dan layanan kesehatan (Bergenti & Poggi, 2009).
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Model Sistem Informasi Kesehatan (HRHIS) dapat diimplementasikan sebagai sistem informasi kesehatan terpadu dengan data di seluruh Kementerian Kesehatan khususnya untuk  data kesehatan sumber daya manusia.  Dengan Service Oriented Architecture (SOA) sebagai model integrasi, yaitu Health Level Seven (HL 7) sebagai standar pertukaran data, dan Markup yang eXtensible Language (XML) sebagai format pengiriman data, desain ini perlu untuk mengumpulkan data yang akurat bisa terpenuhi. Dari sisi teknis, teknologi dan pertukaran standar yang sesuai diperlukan untuk setiap jenis data, yang memungkinkan untuk semua sub-sistem yang terlibat untuk berkomunikasi dengan HIS data bank. Teknologi komputasi dalam penyimpanan data harus dipertimbangkan karena setiap tahun jumlah data dalam sumber daya manusia kesehatan meningkat jumlahnya, memberikan tekanan pada kebutuhan akan penyimpanan data yang besar.

Daftar Pustaka

Akowuah, F. et al. (2013) ‘A survey of security standards applicable to health information systems’, International Journal of Information Security and Privacy, 7(4), pp. 22–36. doi: 10.4018/ijisp.2013100103.

Al-Khasawneh, A. and Hijazi, H. (2014) ‘A Predictive E-Health Information System’, International Journal of Decision Support System Technology, 6(4), pp. 31–48. doi: 10.4018/ijdsst.2014100103.

Claudi, A., Sernani, P. and Dragoni, A. F. (2015) ‘Towards Multi-Agent Health Information Systems’, International Journal of E-Health and Medical Communications, 6(4), pp. 20–38. doi: 10.4018/IJEHMC.2015100102.

Pardamean, B., Utama, T. and Fadilah, D. R. (2015) ‘Model of Human Resources for Health Information Systems’, 2015 2nd International Conference on Information Technology, Computer, and Electrical Engineering (ICITACEE), pp. 20–25. doi: 10.1109/ICITACEE.2015.7437763.

Teixeira, P., Brandão, P. L. and Rocha, Á. (2012) ‘Promoting Success in the Introduction of Health Information Systems’, Human Resources Management Concepts Methodologies Tools and Applications, 8(March), pp. 631–641. doi: 10.4018/978-1-4666-1601-1.ch039.


Thursday, March 10, 2016

TERAPI HOLISTIK


Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik populer dengan cepat di tahun 70-an.
Saat ini, penyembuhan holistik sangat dikenal sebagai pendekatan terbaik untuk menyeimbangkan kehidupan dan kesehatan seseorang dengan cara menyatukan aspek fisik, mental, dan spiritualnya sebagai manusia yang utuh.
Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.
Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.
Plato juga pendukung pandangan holistik, menyarankan para dokter bahwa menghormati hubungan antara pikiran dan tubuh adalah sangat penting bagi kesehatan.
Pengobatan Allopathic atau allopathy, adalah istilah yang  diungkapkan pertama kali oleh Samuel Hahnemann, pendiri pengobatan homeopathy (salah satu disiplin ilmu holistik modern). Allopathy ditujukan pada pengobatan standar di awal abad 19 sampai sekarang, atau biasa disebut sebagai pengobatan medis konvensional, pengobatan Barat (Western medicine), biomedicine, scientific medicine, atau pengobatan modern.
Di Amerika Serikat, pengobatan allopathy atau medis konvensional ditujukan pada disiplin ilmu dengan gelar Doctor of Medicine (DM) bukannya Doctor of Osteopathic Medicine (DO). DO berasal dari disiplin ilmu penyembuhan holistic modern.
CABANG PENYEMBUHAN HOLISTIK
Disiplin ilmu holistik terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Holistik Tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-lain.
Tapi di jaman sebelum adanya aliran allopathy (medis konvensional), gelar dokter adalah milik dari para praktisi holistik tradisional ini. Gelar dokter itupun akhirnya diambil alih oleh praktisi allopathy karena kelihaian “marketing” yang mereka miliki dan menggeser paradigma masyarakat untuk lebih mempercayai allopathy dibandingkan holistik tradisional. Sebagai penggantinya, sebutan alternatif justru diberikan kepada pengobatan/penyembuhan holistik “awal” atau asli dari Tuhan ini.
2. Holistik Modern
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy.
Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Dari aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath  atau Dt (Danton)

Memaknai Kata dengan Rasa




Perjalanan Mencari Inspirasi


Saturday, April 25, 2015

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN





  • Definisi Terapi Komplementer
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media

  • Jenis – Jenis Terapi Komplementer
1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
  • Fokus Terapi Komplementer
1. Pasien dengan penyakit jantung.
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker
  • Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer
1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.
  • Teknik Terapi Komplementer
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
Terapi hiperbarik,
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara
Terapi herbal medik,
Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.
  • Persyaratan Dalam Terapi Komplementer
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus